Wednesday, November 9, 2011

Pilihan Komposisi SKIN LIGHTENER / BRIGHTENER / WHITENER


Tidak peduli apa latar belakang etnis atau warna kulit Anda, pada akhirnya kebanyakan dari kita harus berjuang menghadapi masalah pigmentasi kulit berwarna kecoklatan atau keputihan. Kulit akan terlihat lebih putih atau lebih gelap dari biasanya pada area tertentu, atau Anda mungkin memperhatikan adanya noda-noda akibat discoloration atau freckles berwarna coklat hingga abu-abu/putih. Kelainan pigmentasi kulit terjadi karena tubuh memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit melanin. Melanin adalah pigmen yang diproduksi oleh sel-sel tertentu (melanocytes). Ia dipicu oleh sebuah enzim yang bernama tyrosinase, yang menghasilkan warna kulit, mata, dan rambut kita. (Sebenarnya, melanin memiliki dua bentuk utama yang berkombinasi dalam menghasilkan beragam warna kulit. Eumelanin menghasilkan kisaran warna coklat untuk kulit dan rambut, sementara pheomelanin menghasilkan berbagai jenis warna kuning hingga kemerahan.)

Bergantung pada seberapa banyak jumlahnya, melanin memberikan kulit perlindungan dari sinar matahari dengan menyerap sinar ultraviolet. Hal ini menjelaskan mengapa kulit yang berwarna lebih gelap lebih tahan terhadap terbakar sinar matahari dan efek-efek lain dari kerusakan akibat sinar matahari. Tetapi lebih tahan bukan berarti kebal terhadap masalah yang mungkin timbul.

Meningkatnya produksi melanin — juga dikenal sebagai hiperpigmentasi — seringkali disebut sebagai melasma, chloasma atau solar lentigenes. Melasma merupakan istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan semakin gelapnya warna kulit. Chloasma biasanya digunakan untuk menggambarkan discoloration (belang) pada kulit yang disebabkan oleh hormon. Perubahan hormonal ini biasanya akibat dari kehamilan, pil KB atau terapi estrogen replacement/ERT/Terapi Pemberian Hormon Estrogen. Solar lentigenes merupakan istilah teknis untuk bintik hitam pada kulit yang disebabkan oleh sinar matahari. Solar merujuk dari kata sinar matahari dan lentigene menggambarkan area yang lebih gelap pada kulit. Bintik-bintik ini cukup umum di kalangan orang dewasa yang kulitnya lama tak terlindungi ekspos sinar matahari.

Selain dari terekspos sinar matahari dan hormon, hiperpigmentasi dapat disebabkan oleh kerusakan kulit, seperti bekas jerawat, bekas luka atau bekas ruam (Sumber: Cutis, Agustus 2005, halaman 19-23). Hal ini umumnya terjadi pada kulit yang lebih gelap.

Penyebab utama munculnya area kulit yang lebih gelap, bintik coklat atau area-area discoloration untuk semua warna kulit adalah kulit yang tidak terlindungi saat terekspos sinar matahari. Dulu hal ini disebut sebagai liver spots, hal ini tidaklah tepat karena masalah pigmen ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan liver/hati. Kenyataannya, discoloration tidak perlu terjadi jika kulit dilindungi dengan baik dari sinar matahari sejak awal.

Pada warna kulit yang lebih terang hingga sedang, solar lentigenes muncul sebagai noda freckling berwarna coklat berukuran kecil hingga sedang yang dapat bertumbuh dan terakumulasi pada area-area tubuh yang paling tidak terlindungi dari matahari selama periode waktu tertentu, seperti punggung tangan, lengan bagian bawah, dada, dan wajah. Bagi mereka yang memiliki kulit yang lebih gelap, discoloration dapat terlihat sebagai noda atau area kulit yang berwarna keabu-abuan. Tidak peduli bagaimana atau mengapa discoloration ini terjadi: bagi para wanita, ini adalah sesuatu yang ingin dihilangkan dan dicegah agar tidak terjadi lagi (atau bahkan agar tak perlu terjadi sama sekali).


Perawatan Kombinasi

Melanin dirangsang oleh sebuah proses rumit yang sebagian dikontrol oleh enzim yang disebut tyrosinase. Kebanyakan perawatan untuk memutihkan kulit bertujuan untuk menghambat enzim tyrosinase, yang dapat mengurangi atau menghambat sebagian dari produksi melanin. Ada banyak pilihan yang dapat dipertimbangkan dalam mencari solusinya. Perawatan yang paling berhasil menggunakan kombinasi dari lotion atau gel topical/oles yang mengandung bahan-bahan yang dapat menghambat melanin dengan tabir surya yang terformulasi dengan baik, dan retinoid yang diresepkan (seperti Renova atau versi generiknya yang mengandung tretinoin, sejenis retinoid). Bergantung pada bagaimana reaksi kulit terhadap perawatan berikut ini, exfoliant—baik yang berada dalam bentuk kosmetik yang dioleskan maupun chemical peels/peeling kimia—serta laser juga dapat mempengaruhi pigmen lebih jauh dan sudah pasti dapat meningkatkan hasilnya (Sumber: Journal of the American Academy of Dermatology, Mei 2006, supplemental, halaman 272-281; Dermatologic Surgery, Maret 2006, halaman 365-371; Journal of Drugs in Dermatology, September-Oktober 2004, supplemental, 27-34; International Journal of Dermatology, Desember 2003, halaman 966-972; dan Archives of Dermatology, Desember 2002, halaman 1578-1582).

Tabir Surya

Rak-rak toko dipenuhi dengan produk-produk yang menyatakan dapat memutihkan kulit. Tetapi pertahanan yang terbaik adalah dengan menghindari sinar matahari bersama dengan penggunaan sejumlah besar (dan pengaplikasian berkali-kali jika perlu) tabir surya yang terformulasi dengan baik setiap hari (365 hari setahun). Menggunakan tabir surya dengan rajin dapat memperbaiki dan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari lebih jauh, yang sebenarnya merupakan penyebab dari munculnya masalah (Sumber: Journal of the American Academy of Dermatology, Mei 2005, halaman 786-792; American Journal of Epidemiology, April 2005, halaman 620-627; dan The British Journal of Dermatology, Desember 1996, halaman 867-875). Tidak ada aspek yang dapat mengendalikan maupun mengurangi terjadinya skin discoloration yang lebih penting daripada berhati-hati agar tidak terekspos sinar matahari dan menggunakan tabir surya SPF 15 atau lebih (lebih besar biasanya lebih baik) yang mengandung bahan-bahan pelindung UVA seperti titanium dioxide, zinc oxide atau avobenzone. Menggunakan produk-produk pemutih kulit, exfoliant, perawatan peeling ataupun laser tanpa disertai penggunaan tabir surya hanya akan membuang-buang waktu dan uang. Terekspos sinar matahari merupakan penyebab utama melasma, sementara itu, perawatan lainnya tidak dapat melindungi kulit dari serangan sinar matahari setiap harinya. Sebelum Anda mencari pilihan lain untuk perawatan skin discolorations, mengaplikasikan tabir surya dan menghindari terekspos sinar matahari merupakan langkah awal yang paling praktis.


Obat Topical

Hydroquinone oles merupakan langkah berikutnya dalam mengurangi atau menghilangkan skin discolorations. Kenyataannya, banyak dermatologis yang menganggap bahwa hydroquinone oles merupakan pilihan yang lebih aman, sama efektif-nya (atau bahkan lebih), dan lebih murah dari perawatan laser atau peel. Hydroquinone oles konsentrat 2% (tersedia dalam kosmetik) hingga 4% (tersedia dari dokter atau berdasarkan resep), baik sendiri ataupun dikombinasikan dengan tretinoin 0.05% hingga 0.1% memiliki catatan yang mengesankan. Penelitian telah berulang kali menunjukkan bahwa hydroquinone dan tretinoin merupakan obat yang kuat untuk melasma yang disebabkan oleh sinar matahari atau hormon (Sumber: Dermatologic Surgery, Maret 2006, halaman 365-371).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam azelaic oles konsentrat 15% hingga 20% sama efektifnya dengan hydroquinone dan dengan resiko iritasi yang lebih rendah. Tretinoin sendiri juga telah terbukti efektif dalam merawat kulit yang mengalami hiperpigmentasi akibat sinar matahari. Asam Kojic, sendiri atau dikombinasikan dengan asam glycolic atau hydroquinone, juga telah menunjukkan hasil yang baik karena dapat menghambat tyrosinase (walaupun asam kojic memiliki masalah stabilitas dan berpotensi memiliki dampak negatif terhadap kulit serta jarang digunakan saat ini). Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa beberapa ekstrak tanaman dan vitamin C cukup efektif dalam menghambat produksi melanin (Sumber: Journal of the American Academy of Dermatology, Mei 2006, halaman S272-S281; International Journal of Dermatology, Agustus 2004, halaman 604-607; dan The American Journal of Clinical Dermatology, September-Oktober 2000, halaman 261-268). Perawatan yang paling dapat dipercaya dan paling baik akan diulas di bawah ini.


Hydroquinone

Kita akan lebih banyak membahas mengenai hydroquinone karena hydroquinone sudah lama dinyatakan sebagai bahan yang paling efektif dalam mengurangi dan berpotensi untuk menghilangkan melasma. Produk-produk hydroquinone yang dijual secara bebas dapat mengandung konsentrat hydroquinone sebesar 0.5% hingga 2%, sementara yang mengandung konsentrat 4% (kadang-kadang bahkan lebih tinggi) hanya tersedia melalui dokter.

Dalam literatur medis, hydroquinone dianggap sebagai bahan obat topical yang penting dalam menghambat produksi melanin. Menggunakan kombinasi antara hydroquinone dengan beberapa pilihan lain yang telah disebutkan dalam bagian ini —khususnya tretinoin—dapat sangat mengurangi dan bahkan menghilangkan skin discolorations (Sumber: Cutis, Maret 2006, halaman 177-184; Journal of Drugs in Dermatology, September-Oktober 2005, halaman 592-597; Journal of Cosmetic Science, Mei-Juni 1998, halaman 208-290; dan Dermatological Surgery, Mei 1996, halaman 443-447). Sangat menarik, hydroquinone bukan hanya penting untuk perawatan melasma yang disebabkan oleh sinar matahari atau hormon, tetapi komponennya juga memiliki kemampuan antioksidan yang kuat (Sumber: Journal of Natural Products, November 2002, halaman 1605-1611).

Hydroquinone merupakan penghambat produksi melanin yang kuat (Sumber: Journal of Dermatological Science, Agustus 2001, supplemental, halaman 68-75), yang artinya hydroquinone mencegah kulit menghasilkan unsur yang bertanggung jawab atas warna kulit. Hydroquinone tidak dapat disebut sebagai bleaching agent/unsur penghilang pigmen dari sel kulit karena ia tidak dapat menghilangkan warna kulit. Hydroquinone hanya dapat mengganggu sintesis dan produksi dari hiperpigmentasi melanin, yang merupakan sifat dasar dari semua bahan pemutih kulit. Ketika Anda mencegah dihasilkannya melanin, maka saat sel kulit yang baru terbentuk dan naik ke permukaan kulit, mereka tidak mengandung pigmen berlebih tersebut (melanin), sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan area yang lebih gelap ini.

Muncul beberapa kekhawatiran sehubungan dengan keamanan penggunaan hydroquinone pada kulit, tetapi hasil penelitian terhadap pemakaian topical menunjukkan bahwa reaksi negatif yang mungkin muncul sangat minor, atau bila ada biasanya merupakan akibat penggunaan konsentrat yang sangat tinggi atau dicampurkan dengan bahan pemutih kulit lainnya seperti glucocorticoids atau mercury iodine. (Sumber: British Journal of Dermatology, Maret 2003, halaman 493-500 dan Critical Reviews in Toxicology, Mei 1999, halaman 283-330).

Menurut Howard I. Maibach, M.D., seorang profesor dermatologi dari University of California School of Medicine, San Francisco, "Secara keseluruhan, laporan kejadian negatif sehubungan dengan penggunaan hydroquinone... relatif sedikit dan minor/kecil.... Hingga saat ini, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya reaksi sistemik yang buruk setelah penggunaan hydroquinone. dan hydroquinone telah digunakan dalam produk-produk perawatan kulit selama lebih dari 30 tahun." Maibach juga menyatakan bahwa "tidak diragukan lagi, hydroquinone merupakan bahan depigmentasi kulit yang paling aktif dan aman..." Penelitian yang mendukung pernyataan Maibach's diterbitkan dalam Journal of Toxicology and Environmental Health (1998, halaman 301-317). Kekhawatiran sehubungan dengan kandungan karsinogenik hydroquinone kebanyakan muncul dari material dan penggunaan hydroquinone dari industrial-grade. Untuk penggunaannya dalam kosmetik tidak ada bukti yang menunjukkan hal serupa itu.

Walaupun ada begitu banyak catatan dan hasil yang menakjubkan dari hydroquinone, pada bulan September 2006, Food and Drug Administration (FDA) menyarankan agar penjualan produk-produk yang mengandung hydroquinone harus disertai dengan resep dokter karena menurut pendapat mereka, hydroquinone memiliki resiko kesehatan tertentu. FDA menyatakan adanya penelitian terhadap hydroquinone dengan menggunakan binatang yang menunjukkan kemungkinan karsinogen, dan ada penelitian dari Afrika yang menunjukkan adanya resiko kelainan kulit yang disebut ochronosis (Sumber: http://www.fda.gov/OHRMS/DOCKETS/98fr/E6-14263.htm).

Saat ini terdapat lebih dari 200 produk yang mengandung hydroquinone dijual di Amerika, dan, menurut Dr. Susan Taylor, Direktur Pendiri dari Skin of Color Center di New York dan asisten professor dermatologi di Columbia University, "Selama bertahun-tahun, Hydroquinone merupakan standar terbaik dalam merawat kelainan pigmentasi. Saya menilai hydroquinone sangat aman dan efektif untuk digunakan" (Sumber: Pittsburgh Post-Gazette, Rabu, 6 September 2006).

Saya setuju. Ada banyak penelitian dari berbagai sumber terpercaya yang menunjukkan bahwa hydroquinone aman dan sangat efektif (Sumber: Cutis, Agustus 2006, Supplemental, halaman 6–19; Journal of Cosmetic Laser Therapy, September 2006, halaman 121–127; American Journal of Clinical Dermatology, Juli 2006, halaman 223–230; dan Journal of the American Academy of Dermatology, Mei 2006, Supplemental, halaman 272–281). Yang mengejutkan, bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa para pekerja yang menangani hydroquinone murni memiliki tingkat penyakit kanker yang lebih rendah dari keseluruhan populasi (Sumber: Critical Reviews in Toxicology, Mei 1999, halaman 283–330). Penelitian yang membuktikan sebaliknya, dilakukan dengan menggunakan produk yang terkontaminasi dengan bahan-bahan lainnya atau dilakukan pada tikus dengan menggunakan hydroquinone dengan kadar konsentrat yang tinggi. Sebaliknya, kadar hydroquinone yang digunakan untuk produk-produk topical yang dijual secara bebas tidaklah tinggi. Bukti lain yang menunjukkan betapa tidak masuk akalnya pengajuan pelarangan ini datang dari American Academy of Dermatology (AAD) yang tidak setuju dengan proposal FDA—tetapi AAD tampaknya mendapat keuntungan paling besar jika konsumen hanya bisa mendapatkan produk hydroquinone dengan menggunakan resep dermatologis.

Hingga kini, hydroquinone masih merupakan bahan topical yang efektif untuk memudarkan dan/atau menghilangkan skin discolorations berwarna coklat yang disebabkan oleh sinar matahari dan hormon.

Hydroquinone bisa menyebabkan iritasi pada kulit karena efek yang ditimbulkannya pada kulit, terutama hydroquinone berkonsentrat 4% atau lebih dan kemungkinan bila dikombinasikan dengan tretinoin. Beberapa obat dibuat dengan menggabungkan hydroquinone 4% dengan tretinoin dan sejenis cortisone. Cortisone termasuk dalam jenis anti-inflammatory/anti pembengkakan. Efek samping dari pemakaian cortisone yang berulang ditanggulangi dengan tretinoin sehingga tidak menyebabkan penipisan kulit dan kerusakan pada kolagen (Sumber: Drugs in Dermatology, Juli-Agustus 2004, halaman 377-381).

Hydroquinone dapat menjadi bahan yang tidak stabil dalam formulasi kosmetik. Jika hydroquinone terekspos dengan udara atau sinar matahari, warnanya berubah menjadi warna coklat yang aneh. Jadi, jika Anda memutuskan untuk menggunakan produk yang mengandung hydroquinone, pastikan ia dikemas dalam wadah yang tidak transparan sehingga dapat mencegah masuknya sinar matahari dan meminimalkan kemungkinan terekspos udara. Produk-produk hydroquinone yang dikemas dalam toples tidak disarankan karena mereka menjadi tidak efektif segera setelah dibuka.


Pilihan Lain Hydroquinone

Walaupun hydroquinone memiliki tingkat keberhasilan tertinggi dan sejarah panjang keamanan penggunaan dibaliknya, ada pemutih kulit lainnya yang juga menunjukkan dapat memutihkan kulit. Tetapi penelitian yang dilakukan terhadap bahan ini masih sedikit dan seringkali hasilnya malah terlihat kurang mengesankan jika dibandingkan dengan hydroquinone. Menarik untuk diketahui, beberapa dari antara bahan-bahan alternatif tersebut, ironisnya, merupakan turunan dari hydroquinone. Diantaranya adalah ekstrak mitracarpus scaber, ekstrak Uva ursi (bearberry), Morus bombycis (mulberry), Morus alba (mulberry putih), dan Broussonetia papyrifera (mulberry kertas)—semuanya mengandung arbutin (secara teknis dikenal sebagai hydroquinone-beta-D-glucoside)—yang dapat menghambat produksi melanin. Arbutin dalam bentuk yang murni dianggap lebih baik dalam memutihkan kulit (alpha-arbutin, beta-arbutin, dan deoxy-arbutin).

Sejumlah penelitian juga menawarkan beberapa pilihan yang memiliki potensi untuk memutihkan kulit, diantaranya adalah ekstrak licorice (khususnya glabridin), asam azelaic, dan vitamin C yang telah distabilkan (asam L-ascobic, asam ascorbic, dan magnesium ascorbyl phosphate). Tetapi, kebanyakan dari alternatif hydroquinone ini belum diketahui seberapa banyak jumlah yang dibutuhkan dalam lotion atau cream untuk mendapatkan khasiatnya.

Sejumlah kecil penelitian menunjukkan bahwa meminum suplemen ektrak delima, asam ellagic, vitamin E, dan asam ferulic dapat menghambat produksi melanin. Semua pilihan ini dapat Anda pertimbangkan dan Anda coba. Walaupun, jika dibandingkan dengan penelitian ekstensif terhadap efek hydroquinone dalam menghambat produksi melanin, alternatif lain tersebut mungkin dapat mengecewakan Anda. Tetapi daya tarik alami mereka mungkin sulit untuk diacuhkan begitu saja oleh para konsumen (Sumber: Experimental Dermatology, Agustus 2005, halaman 601-608; Bioscience, Biotechnology, and Biochemistry, Desember 2005, halaman 2368-2373; International Journal of Dermatology, Agustus 2004, halaman 604-607; Journal of Drugs in Dermatology, Juli-Agustus 2004, halaman 377-381; Facial and Plastic Surgery, Februari 2004, halaman 3-9; Dermatologic Surgery, Maret 2004, halaman 385-388; Journal of Bioscience and Bioengineering, Maret 2005, halaman 272-276; Journal of Biological Chemistry, 7 November 2003, halaman 44320-44325; Journal of Agriculture and Food Chemistry, Februari 2003, halaman 1201-1207; International Journal of Cosmetic Science, Agustus 2000, halaman 291-303; dan Anti-Cancer Research, September-Oktober 1999, halaman 3769-3774).


Arbutin

Anda perlu mengetahui lebih banyak informasi mengenai arbutin. Seperti yang telah disebutkan di atas, arbutin mengandung sejenis hydroquinone yang biasa dapat Anda temukan pada daun bearberry, cranberry, mulberry atau semak blueberry, dan juga pada sebagian besar jenis buah pir. Arbutin memiliki unsur yang dapat menghambat melanin karena kandungan hydroquinone-nya (Sumber: The Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics, Februari 1996, halaman 765-769). Walaupun penelitian yang menggambarkan keefektifan arbutin sangat persuasif (bahkan jika kebanyakan dari penelitian tersebut dilakukan secara in vitro/dalam tabung percobaan), belum ada peraturan atau persetujuan yang mengatur mengenai tingkat konsentrat yang dibutuhkan. Ini berarti kita belum tahu seberapa banyak arbutin yang diperlukan dalam formula kosmetik untuk dapat memutihkan kulit. Selain itu, kebanyakan perusahaan kosmetik tidak menggunakan "arbutin" dalam produk mereka karena adanya hak paten yang mengatur penggunaan arbutin untuk memutihkan kulit. Untuk menghadapi permasalahan ini, banyak perusahaan kosmetik yang menggunakan ekstrak tanaman yang mengandung arbutin. Sayangnya, hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada penelitian yang dapat menunjukkan ekstrak tanaman sumber arbutin apa yang memiliki dampak pada kulit, khususnya dalam jumlah kecil yang digunakan dalam kosmetik.

Walaupun harganya berbeda-beda, formulasinya sangat mirip. Perlu Anda ingat bahwa cream yang dikemas dalam wadah bentuk toples, tidak akan dapat menjaga kestabilan arbutin untuk waktu yang cukup lama setelah kemasan dibuka.


Tretinoin

Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa tretinoin (juga dikenal sebagai all-trans retinoic acid/ATRA seperti yang dapat Anda temukan dalam Renova dan Retin-A yang diresepkan) hanya memiliki sedikit efek dalam merawat skin discolorations (Sumber: Dermatologic Surgery, Maret 2006, halaman 365-371; Acta Dermato-Venereologica, Juli 1999, halaman 305-310; International Journal of Dermatology, April 1998, halaman 286-292; dan Journal of the American Academy of Dermatology, Maret 1997, halaman S27-S36). Tetapi, reaksi kulit terhadap tretinoin sangat jelas dan luar biasa, jika dikombinasikan dengan hydroquinone atau asam azelaic. Karena itulah tretinoin biasanya tidak disarankan sebagai pilihan perawatan untuk melasma tetapi sangat baik digunakan untuk mengurangi area gelap pada kulit jika dikombinasikan dengan obat oles lainnya, khususnya tabir surya dan hydroquinone (Sumber: eMedicine Journal, www.emedicine.com http://www.emedicine.com, 15 November 2001).

Walaupun penggunaan tretinoin yang tidak dikombinasikan dalam memutihkan kulit bisa sangat mengecewakan, hal ini seharusnya tidak mengurangi peranannya dalam meningkatkan produksi sel kulit, kolagen, elastisitas, tekstur, dan ketebalan kulit yang sehat. Tretinoin, bila dikombinasikan dengan perawatan pemutih kulit lainnya yang efektif, merupakan sekutu yang kuat dalam memerangi penuaan kulit dan kerusakan akibat sinar matahari.

Alpha Hydroxy Acids/AHA

Alpha hydroxy acids (AHAs)—terutama dalam bentuk asam lactic dan asam glycolic—merupakan jenis AHA yang paling banyak diteliti karena mereka memiliki ukuran molekular yang memungkinkan penetrasi yang efektif ke dalam lapisan kulit yang paling atas. Diasumsikan bahwa AHA dengan konsentrat 4% hingga 15% tidak cukup efektif untuk menghambat produksi melanin dan tidak akan memutihkan skin discolorations. Tetapi, AHA dipercaya dapat membantu tingkat kecepatan pergantian sel dan menghilangkan lapisan sel kulit bagian atas yang tidak sehat atau abnormal (exfoliation), dimana sel yang mengalami hiperpigmentasi dapat terakumulasi. Tetapi, penelitian lain menunjukkan bahwa selain berfungsi sebagai exfoliant kulit, asam lactic dan glycolic dapat menghambat produksi melanin (Sumber: Experimental Dermatology, Januari 2003, supplemental. halaman 43-50).

Bagaimanapun juga, ada sejumlah besar bukti yang menunjukkan bahwa jika AHA dikombinasikan dengan perawatan lainnya—seperti hydroquinone, asam azelaic, laser resurface, dan, tentu saja, tabir surya yang efektif—akan menjadi sangat efektif dalam memperbaiki penampilan kulit yang mengalami kerusakan akibat sinar matahari secara keseluruhan dan mungkin dapat membantu bahan-bahan lain untuk berpenetrasi ke dalam kulit. Walaupun tidak ada penelitian pembanding mengenai asam salicylic (BHA) dan efeknya terhadap melasma, tetapi masuk akal untuk mengasumsikan bahwa BHA dapat meningkatkan warna kulit karena BHA memiliki dampak yang serupa seperti AHA terhadap kulit.

Sama seperti perawatan laser, alpha hydroxy acid peels (menggunakan konsentrat 50% atau lebih) memberikan hasil yang baik dalam menghilangkan skin discolorations (Sumber: Dermatologic Surgery, Februari 2005, halaman 149-154; Journal of Cutaneous Medicine and Surgery, April 2004, halaman 97-102; Cutis, Februari 2004, supplemental, halaman 18-24; Dermatologic Therapy, Juni 2004, halaman 196-205; dan Dermatological Surgery, Juni 1999, halaman 450-454). Hanya dokter yang boleh melakukan peeling jenis ini.


Asam Kojic

Asam kojic merupakan produk sampingan proses fermentasi pembuatan malt dari nasi seperti yang dilakukan dalam memproduksi sake, arak beras Jepang. Ada berbagai penelitian meyakinkan—baik secara in vitro (dalam tabung percobaan) dan in vivo (pada subyek hidup)—yang menunjukkan bahwa asam kojic efektif dalam menghambat produksi melanin (Sumber: Archives of Pharmacal Research, Agustus 2001, halaman 307-311). Asam glycolic atau kojic, atau asam glycolic dengan hydroquinone, sangat efektif dalam mengurangi pigmen pada pasien melasma (Sumber: Dermatological Surgery, Mei 1996, halaman 443-447). Jadi mengapa tidak ada lebih banyak produk yang mengandung asam kojic? Hal itu karena asam kojic merupakan bahan yang sangat tidak stabil dalam formula kosmetik. Jika terekspos terhadap udara atau sinar matahari, asam kojic dapat berubah warna jadi kecoklatan dan kehilangan kemampuanya. Banyak perusahaan kosmetik yang menggunakan kojic dipalmitate sebagai alternatifnya karena kojic dipalmitate jauh lebih stabil dalam formula. Akan tetapi, tidak ada penelitian yang dapat menunjukkan bahwa kojic dipalmitate sama efektifnya dengan asam kojic, walaupun kojic dipalmitate merupakan antioksidan yang baik. Selanjutnya, beberapa penelitian yang kontroversial membuktikan kalau asam kojic memiliki unsur karsinogenik (Sumber: Mutation Research, Genetic Toxicology and Environmental Mutagenesis, Juni 2005, halaman 133-1450 dan Toxicological Sciences, September 2004, halaman 43-49).


Asam Azelaic

Asam azelaic merupakan komponen dari grain/keluarga padi-padian, seperti wheat/gandum, rye/gandum hitam, dan barley/gerst/jewawut. Asam azelaic cukup efektif untuk sejumlah masalah kulit jika digunakan dengan cara dioleskan dalam formula cream berkonsentrat 20%. Penggunaan asam azelaic disarankan untuk merawat jerawat, tetapi ada penelitian yang menyatakan bahwa asam azelaic efektif untuk merawat skin discolorations. Misalnya, "Fungsi cream asam azelaic berkonsentrat 20% dan cream hydroquinone berkonsentrat 4% diujikan bersama dengan tabir surya berspektrum luas untuk merawat melasma selama 24 minggu menggunakan teknik double-blind terhadap 329 wanita. Selama periode perawatan, cream asam azelaic memberikan hasil yang baik sekitar 65%; tidak ada perbedaan perawatan yang signifikan yang terlihat terhadap rating secara keseluruhan, berkurangnya ukuran lesi/luka, dan intensitas pigmen. Tidak terlihat adanya efek samping yang parah seperti sensitisasi terhadap alergi atau exogenous ochronosis selama penggunaan asam azelaic" (Sumber: International Journal of Dermatology, Desember 1991, halaman 893-895). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa asam azelaic dapat digunakan untuk menghambat produksi melanin (Sumber: Journal of the American Academy of Dermatology, Mei 2006, supplemental, halaman 272-281). Tetapi, belakangan muncul penelitian yang menunjukkan bahwa asam azelaic lebih menyebabkan iritasi dari hydroquinone yang dikombinasikan dengan asam glycolic (Sumber: eMedicine Journal, www.emedicine.com, 5 November 2001). Bagaimanapun juga, asam azelaic dapat menjadi pilihan jika Anda memiliki masalah dengan hydroquinone.


Vitamin C

Magnesium ascorbyl phosphate, asam L-ascorbic, ascorbyl glucosamine, dan asam ascorbic merupakan ragam bentuk vitamin C yang dianggap sebagai antioksidan yang stabil dan efektif untuk kulit. Walaupun hanya ada sedikit sekali penelitian yang menunjukkan bahwa mereka memiliki fungsi untuk menghambat produksi melanin, tetapi semuanya menunjukkan hasil yang positif. Masalahnya adalah konsentrat yang dibutuhkan untuk bahan-bahan ini tinggi (lebih dari 5%). Persentase setinggi ini jarang digunakan dalam formulasi kosmetik. Tetapi, jika dikombinasikan dengan perawatan lainnya, vitamin C merupakan langkah tambahan dalam upaya mengurangi skin discolorations (Sumber: International Journal of Dermatology, Agustus 2004, halaman 604; Dermatology, April 2003, halaman 316-320; dan Journal of the American Academy of Dermatology, Januari 1996, halaman 29-33).


Perawatan Laser

Baik perawatan laser ablative maupun nonablative dapat memiliki efek yang luar biasa terhadap melasma. Tetapi, hasilnya tidak selalu konsisten, dan masalah dapat terjadi (seperti hipo- atau hiperpigmentasi). Terlebih lagi, perawatan laser jenis ini seringkali merupakan masalah bagi mereka yang memiliki kulit berwarna gelap. Di sisi lain, jika perawatan laser ini bekerja, hasilnya sangat terlihat perbedaannya pada penampilan kulit, khususnya jika digunakan dengan dikombinasikan bersama perawatan topical lain yang telah disebutkan di atas. Walaupun mahal, perawatan dengan menggunakan laser cukup sepadan untuk dicoba karena hasilnya sangat menakjubkan untuk discolorations yang paling sulit hilang sekalipun. Ada banyak jenis perawatan laser yang sesuai untuk tujuan ini. Perawatan laser mana yang optimal untuk Anda sangat ditentukan oleh dermatolog terampil yang prakteknya menggabungkan beragam jenis laser yang berbeda (Sumber: Journal of the American Academy of Dermatology, Mei 2006, supplemental, halaman 262-271; Dermatologic Therapy, Januari 2001, halaman 46; Journal of Cosmetic and Laser Therapy, Maret 2005, halaman 39-43; Journal of Cutaneous Medicine and Surgery, April 2004, halaman 97-102; Journal of Drugs in Dermatology, November-Desember 2005, halaman 770-774; Dermatologic Surgery, Oktober 2005, halaman 1263; dan Lasers in Surgery and Medicine, April 2000, halaman 376-379).


No comments:

Post a Comment